Rabu, 19 Agustus 2015

perendaman plat resin akrilik heat cured selama 15 menit DALAM ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata) 40 % menurunkan koloni candida albicans

Kadek Ayu Wirayuni
Bagian Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Mahasaraswati Denpasar



ABSTRACT
Removable denture made of acrylic resin material has micro hollow in which the leftover food sticks increasing the number of micro organisms in oral cavity; one of the micro organisms is Candida albicans.The purpose of this study is to determine the effectiveness of bitter leaf extract as an acrylic denture cleanser solution on the existence of the fungus Candida albicans. This research applied an experimental laboratory design, using a control group called Randomized Post Test only control group design. This research was done by immersing acrylic resin plate 10 x 10 x 1 mm in 40 % methanol solution of bitter leaf extract for 15 minutes, and aquades as  controller. The data were analyzed by One Way Anova test to find out the number of Candida albicans. The result showed that the average number of Candida albicans in the control group was 31,67±1,86 CFU/ml, average number of treatment group 1 was 13,00±1,27 CFU/ml. Analysis of Significance with One Way Anova test showed F value = 651.98 and p value = 0.001. This result indicated that the average numbers of Candida Albicans were significantly different after the treatment (p<0.05). The results of this study concluded that the number of fungus Candida albicans colonies was most effectively decreased in 15 minutes immersion of the acrylic plate into 40 % methanol solution of bitter leaf extracts.

Keywords : Heat cured, Resin akrilik, Candida albicans, ekstrak daun sambiloto.


 PENDAHULUAN
Kehilangan gigi pada seseorang yang tidak diikuti dengan penggantian pada gigi yang bersangkutan akan  mengakibatkan perubahan-perubahan anatomis, fisiologis maupun fungsional. Keadaan ini berdampak pula pada meningkatnya kebutuhan akan gigi tiruan. Pada pemakaian gigi tiruan terjadi akumulasi plak yang disebabkan karena kasarnya permukaan resin akrilik. Plak pada gigi tiruan merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan inflamasi pada mukosa palatal dan terjadinya denture stomatitis.1
Kebersihan gigi tiruan resin akrilik dan kebersihan rongga mulut dapat dijaga dari kontaminasi jamur Candida albicans dengan cara  merendam gigi tiruan dalam bahan pembersih gigi tiruan pada malam hari. Namun bahan-bahan pembersih gigi tiruan yang beredar di pasaran pada saat ini harganya mahal, sehingga diperlukan adanya bahan alternatif sebagai pengganti bahan pembersih gigi tiruan yang relatif lebih murah.2  Salah satu bahan  alternatif  yang  bisa  dijadikan bahan desinfektan  tradisional, salah satunya adalah ekstrak daun sambiloto.
Efek anti jamur pada ekstrak metanol daun sambiloto disebabkan karena adanya senyawa kimia pada daun sambiloto. Senyawa kimia tersebut antara lain golongan senyawa tannin, fenolat, flavonoid, triterpenoid,steroid dan alkaloid.3
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui konsentrasi 40 % ekstrak daun sambiloto dan waktu  perendaman plat resin akrilik heat cured  selama 15 menit dalam ekstrak daun sambiloto yang dapat menurunkan  jumlah koloni Candida albicans.

BAHAN DAN METODE
Pengisian akrilik menggunakan bahan resin akrilik sesuai dengan aturan pabrik, setelah adonan mencapai konsistensi dough stage dimasukkan ke dalam mould yang telah diulasi dengan bahan separasi. Selanjutnya kuvet ditutup kemudian dipres dengan hidraulik press, selanjutnya kuvet dibuka kelebihan akrilik dipotong kemudian kuvet  ditutup   dan  dipress  kembali sampai tekanan 22 kg / cm2 Hg. Akrilik dalam kuvet lalu dimasukkan ke dalam curing unit. Proses kuring dilakukan dengan suhu 1000 C selama 30 menit .Setelah proses kuring selesai, kuvet didiamkan sampai dingin, plat akrilik dikeluarkan dari kuvet.4
Ekstrak  metanol daun sambiloto diperoleh dengan cara daun sambiloto dipotong-potong sepanjang 3-5 cm, dan dilakukan pengeringan dengan cara diangin - anginkan  selama 1 minggu hingga menjadi simplisia (berat 1000 gram). Simplisia kemudian diremas sampai hancur. Bubuk simplisia sambiloto diekstraksi dengan penyari metanol dengan perbandingan 200:4000 (b/v) menggunakan metode maserasi dengan tiga kali perendaman. Perendaman  pertama dengan 2 liter metanol, sedangkan perendaman kedua dan ketiga masing masing dengan 1 liter metanol. Penyari diuapkan pada suhu 50o C dengan rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pasta.5  Kemudian dibuat ekstrak metanol daun sambiloto segar dengan konsentrasi sebesar  40%,   untuk merendam  plat resin akrilik selama 15 menit.
   Pembuatan suspensi  Candida albicans diambil dari stok Candida albicans (ATCC 10231) dengan cara sebagai berikut. Candida albicans diambil menggunakan ose kemudian ditanam ke dalam Sabouraud’ dextrose agar, inkubasi selama 48 jam, dengan suhu 370.  Kemudian membuat suspensi Candida albicans dengan cara dilarutkan dalam Nacl fisiologis 0,85 %, 20 ml. Kekeruhan suspensi Candida albicans disesuaikan  dengan  standar larutan  10Mc Farland  untuk memperoleh suspensi fungi yang mengandung 108 CFU/ml. Suspensi ini yang dipakai untuk  kontaminasi pada plat resin akrilik.6 Pembuatan saliva steril dengan larutan saliva buatan (buffer) McDougall (campuran 58,80g NaHCO3, 48g Na2HPO4.7H2O, 3,42g KCl, 2,82g NaCl, 0,72g MgSO4.7H2O, 0,24g CaCl2 dalam 6 liter akuades).7
Perlakuan sampel dengan cara plat resin  akrilik (10x10x1) dicuci di bawah air mengalir selama 48 jam untuk   mengurangi  sisa monomer kemudian disterilisasi menggunakan   autoclave 1210C  selama  18 menit.4 Plat akrilik direndam dalam saliva 1 jam, kemudian dibilas PBS dua kali.8 Selanjutnya plat resin akrilik heat cured dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi suspensi Candida albicans  kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 0C. Plat  resin akrilik setelah dikontaminasi dengan candida albicans dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi ekstrak metanol daun sambiloto dengan konsentrasi 40 % selama  15 menit,   untuk kontrol digunakan akuades steril. Plat resin akrilik dibilas dua kali dengan PBS untuk menghilangkan sisa ekstrak metanol daun sambiloto yang masih tertinggal dalam plat akrilik. Plat resin akrilik dimasukkan ke dalam media RPMI 10 ml, kemudian divibrasi dengan vortex selama 30 detik untuk melepaskan Candida albicans yang melekat pada plat akrilik. Mengambil 0,1 ml suspensi Candida albicans dalam media RPMI dimasukkan ke dalam  Sabouraud′s dextrose agar , dilakukan spreading diinkubasi  selama 48 jam pada suhu 370C.4 Menghitung jumlah koloni Candida albicans dalam pengukuran Colony Forming Unit Permililiter (CFU/ml).

Penelitian ini menggunakan rancangan yang bersifat eksperimental  laboratorium, memakai kelompok kontrol dengan menggunakan Randomized Post test only control group design .9 Adapun  bagan rancangan penelitian seperti pada gambar 1.

Ket :      
S          =      Sampel
RA      =      Random alokasi, proses pembagian sampel
K -       =      Kontrol negatif (akuades steril)
P          =      Perlakuan , konsentrasi ekstrak metanol daun sambiloto 40 %, dengan perendaman selama 15 menit.
O1       =      Jumlah koloni Candida albicans pada  kontrol negatif setelah perlakuan
O2       =      Jumlah koloni Candida albicans   setelah perlakuan

PEMBAHASAN
Subyek Penelitian
Untuk menguji pemberian ekstrak metanol daun sambiloto terhadap penurunan koloni Candida albicans, maka dilakukan penelitian eksperimental dengan  Randomize Post Test Only Control Group Design,  menggunakan 6 plat akrilik yang berisi Candida albicans sebagai sampel, yang terbagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak metanol daun sambiloto 40% selama 15 menit,

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Daun Sambiloto
Uji perbandingan antara kedua kelompok sesudah perlakuan berupa pemberian ekstrak metanol daun sambiloto menggunakan uji One Way Anova. Rerata jumlah koloni Candida albicans kelompok kontrol adalah 31,67±1,86 CFU/ml rerata kelompok perlakuan 1 adalah 13,00±1,27 CFU/ml . Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova  menunjukkan bahwa nilai = 651,98 dan nilai p = 0,001, berarti bahwa rerata koloni Candida albicans pada kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05).
Hasil penelitian di atas, didapatkan bahwa pada kelompok perlakuan terjadi penurunan koloni Candida albicans berturut-turut sebesar 58,95% dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Hal ini disebabkan karena sambiloto mengandung beberapa senyawa aktif, yaitu andrographolide, flavonoid, saponin, tannin, dan alkaloid yang memiliki berbagai efek farmakologis, di antaranya sebagai antijamur. Antijamur merupakan zat berkhasiat yang digunakan untuk penanganan penyakit jamur. Umumnya suatu senyawa dikatakan sebagai zat antijamur apabila senyawa tersebut mampu menghambat pertumbuhan jamur. Zat antijamur bekerja menurut salah satu dari berbagai cara, antara lain menyebabkan kerusakan dinding sel, perubahan permeabilitas sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat, penghambatan kerja enzim, atau penghambatan sintesis asam nukleat dan protein. Kerusakan pada salah satu situs ini dapat mengawali terjadinya perubahan-perubahan yang menuju pada matinya sel tersebut.10

Uji Normalitas Data
Data koloni Candida albicans diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan data berdistribusi normal (p>0,05), disajikan pada Tabel 1



Uji Homogenitas Data
Data koloni candida albicans diuji homogenitasnya dengan menggunakan uji Levene’s test. Hasilnya menunjukkan data homogen (p>0,05), disajikan pada Tabel 2 berikut.

Koloni Candida albicans
Analisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata koloni candida albicans antar kelompok sesudah diberikan perlakuan berupa ekstrak methanol daun sambiloto. Hasil analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova disajikan pada Tabel 3 berikut:


Tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa rerata koloni candida albicans kelompok kontrol adalah 31,67±1,86, CFU/ml rerata kelompok perlakuan 1 adalah 13,00±1,27 CFU/ml . Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova  menunjukkan bahwa nilai = 651,98 dan nilai p = 0,001. Hal ini berarti bahwa rerata koloni Candida albicans  sesudah diberikan perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05).
Data penelitian Uji LSD ( Tabel.3), bahwa kelompok kontrol yaitu perendaman dengan aquades steril memiliki perbedaan yang signifikan dengan  kelompok perlakuan. Data penelitian juga menunjukan bahwa perendaman dalam aquades steril sebagai kontrol terjadi kecendrungan semakin lama perendaman dalam aquades, semakin banyak pula jumlah koloni Candida albicans pada plat akrilik. Hal ini dikarenakan aquades streril tidak mempunyai efek anti fungi dan tidak bersifat menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans.11 Penelitian ini menggunakan ekstrak metanol daun sambiloto konsentrsi 40 % dengan waktu perendaman 15 menit dapat menurunkan jumlah koloni Candida albicans menjadi 13,00 CFU/ml dari 31,67 CFU/ml control aquades.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada konsentrasi ekstrak metanol daun sambiloto 40 %, dengan waktu perendaman 15 menit, terlihat bahwa  perendaman menunjukan jumlah koloni Candida albicans yang semakin menurun (table 3 ). Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Jawets dkk,12  bahwa daya kerja anti mikroba tergantung dari konsentrasi bahan antiseptik, waktu dan suhu. Pada konsentrasi yang sangat rendah dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Waktu kerja bahan antiseptik adalah waktu yang dibutuhkan bahan antiseptik dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme, semakin lama waktu kerja bahan antiseptik akan semakin efektif dalam menghambat pertumbuhan suatu organisme.

SIMPULAN
Ekstrak metanol daun sambiloto konsentrasi 40 % dapat menurunkan jumlah koloni Candida albicans pada plat resin akrilik  heat cured secara in vitro. Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured selama 15 menit, dalam ekstrak metanol daun sambiloto 40 % dapat menurunkan jumlah koloni Candida albicans Ekstrak daun sambiloto yang mengandung senyawa aktif yaitu andrographolide, flavonoid, saponin, tannin, dan alkaloid dapat menurunkan jumlah koloni candida albicans.

SARAN
Sebagai saran dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagian zat aktif senyawa kimia ekstrak metanol daun sambiloto yang mempunyai efek paling berpotensi dalam menurunkan jumlah koloni Candida albicans. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang mekanisme kerja antijamur ekstrak metanol daun sambiloto sehingga dapat digunakan sebagai bahan perendaman plat resin akrilik dalam menurunkan jumlah koloni Candida albicans

DAFTAR PUSTAKA
1.   Inayati, E. Perbedaan Jumlah Candida albicans pada Permukaan Resin Akrilik Heat Cured setelah Perendaman dalam Larutan Kopi dan Teh Hijau, Majalah Kedokteran Gigi (Dent.J.),FKG UNAIR, Surabaya 2001, 34:10-12.
2. Erna, F., Rostiny., Sherman, S. Efektivitas minyak kayu manis dalam menghambat pertumbuhan koloni candida albicans pada resin akrilik. Journal of Prosthodontics; 2010. Vol. 1: 50-58
3.   Anonim. 2008 Tanaman Obat Indonesia: sambiloto, [cited 2014 Mar. 7 ]  Available at : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=152
4.   Sudarmawan. “Toksisitas dan Efektifitas Minyak Kayu Manis Dalam  Menghambat Pertumbuhan Koloni Candida albicans pada resin akrilik Heat cured”(tesis). Universitas Airlangga Surabaya 2009.
5. Sembiring, B. Status teknologi pasca panen sambiloto. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik 2007.
6.    Sugianitri, N.K. “ Ekstrak biji buah pinang (Areca Catechu L) dapat menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans secara in vitro pada resin akrilik heat cured”(tesis). Universitas Udayana Denpasar 2011.
7.    Tanuwiria, U .H.,  Budinuryanto, D.C. S., Darodjah., dan Putranto, WS. Studi Suplemen Kompleks Mineral Minyak dan Mineral-Organik dan Pengaruhnya terhadap Fermentabilitas dan Kecernaan Ransum in vitro serta Pertumbuhan pada Domba Jantan. Jurnal Protein 2006. Vol 14 (2), p: 170
8.    Evans, R.T., Baker, P.J., Coburrn, R.A., Genco, R.J.  Comparison of A  Antiplaque Agent Using an in Vitro Assay Reflecting Oral Condition. J.Dent Res. 1977. 56 : 559-566
9.    Marczyk, G.R., Marczyk, G.R., DeMatteo, D, dan Festinger, D.  Essentials of Research Design and Methodology, Hoboken, NJ: John Wiley & Sons 2010. 
10. Retno, C. D.2009. Uji aktivitas antijamur ekstrak buah pare belut. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas sebelas Maret, Surakarta.
11. Rianti, D. “ Ekstrak Coleus Amboinicus Lour sebagai Bahan Pembersih Terhadap Keberadaan Candida albicans dan kekuatan Transversa Resin Akrilik “ (tesis). Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya 2003.

12. Jawets, E., Melnick, j. L., Adelberg, E. A. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, Edisi 16, 16, 366, 382, 384, diterjemahkan oleh Bonang, G., EGC Press, Jakarta 1986.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar