perendaman plat resin akrilik heat cured selama 15 menit DALAM ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata) 40 % menurunkan
koloni candida albicans
Kadek Ayu Wirayuni
Bagian Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Mahasaraswati Denpasar
ABSTRACT
Removable denture made of acrylic resin material has
micro hollow in which the leftover food sticks increasing the number of micro
organisms in oral cavity; one of the micro organisms is Candida albicans.The purpose of this study is to
determine the effectiveness of bitter leaf extract as an acrylic denture
cleanser solution on the existence of the fungus Candida albicans. This research applied an
experimental laboratory design, using a control group called Randomized Post
Test only control group design. This research was done by immersing acrylic
resin plate 10 x 10 x 1 mm in 40 % methanol solution of bitter leaf extract for
15 minutes, and aquades as controller. The
data were analyzed by One Way Anova test to find out the number of Candida albicans. The result showed that the average
number of Candida albicans in the control group was 31,67±1,86 CFU/ml, average number of treatment group 1
was 13,00±1,27 CFU/ml. Analysis of Significance with One Way Anova test showed F
value = 651.98 and p value = 0.001. This result
indicated that the average numbers of Candida Albicans were
significantly different after the treatment (p<0.05). The results of this study concluded that the number
of fungus Candida albicans colonies was most effectively decreased in 15 minutes immersion of the acrylic plate into 40 %
methanol solution of bitter leaf extracts.
Keywords : Heat
cured, Resin akrilik, Candida albicans, ekstrak daun sambiloto.
PENDAHULUAN
Kehilangan gigi
pada seseorang yang tidak diikuti dengan penggantian pada gigi yang
bersangkutan akan mengakibatkan
perubahan-perubahan anatomis, fisiologis maupun fungsional. Keadaan ini
berdampak pula pada meningkatnya kebutuhan akan gigi tiruan. Pada pemakaian
gigi tiruan terjadi akumulasi plak yang disebabkan karena kasarnya permukaan
resin akrilik. Plak pada gigi tiruan merupakan faktor penting yang dapat
menyebabkan inflamasi pada mukosa palatal dan terjadinya denture stomatitis.1
Kebersihan gigi tiruan resin akrilik dan kebersihan
rongga mulut dapat dijaga dari kontaminasi jamur Candida albicans dengan cara
merendam gigi tiruan dalam bahan pembersih gigi tiruan pada malam hari.
Namun bahan-bahan pembersih gigi tiruan yang beredar di pasaran pada saat ini
harganya mahal, sehingga diperlukan adanya bahan alternatif sebagai pengganti
bahan pembersih gigi tiruan yang relatif lebih murah.2 Salah satu bahan alternatif
yang bisa dijadikan bahan desinfektan tradisional, salah satunya adalah ekstrak
daun sambiloto.
Efek
anti jamur pada ekstrak metanol daun sambiloto disebabkan karena adanya senyawa
kimia pada daun sambiloto. Senyawa kimia tersebut antara lain golongan senyawa tannin, fenolat, flavonoid,
triterpenoid,steroid dan alkaloid.3
Penelitian
ini secara umum bertujuan untuk mengetahui konsentrasi 40 % ekstrak daun
sambiloto dan waktu perendaman plat
resin akrilik heat cured selama 15 menit dalam ekstrak daun sambiloto
yang dapat menurunkan jumlah koloni Candida albicans.
BAHAN DAN METODE
Pengisian akrilik menggunakan bahan resin akrilik
sesuai dengan aturan pabrik, setelah adonan mencapai konsistensi dough
stage dimasukkan ke dalam mould yang telah diulasi dengan bahan separasi.
Selanjutnya kuvet ditutup kemudian dipres dengan hidraulik press, selanjutnya
kuvet dibuka kelebihan akrilik dipotong kemudian kuvet ditutup
dan dipress kembali sampai tekanan 22 kg / cm2 Hg.
Akrilik dalam kuvet lalu dimasukkan ke dalam curing unit. Proses kuring
dilakukan dengan suhu 1000 C selama 30 menit .Setelah proses kuring
selesai, kuvet didiamkan sampai dingin, plat akrilik dikeluarkan dari kuvet.4
Ekstrak
metanol daun sambiloto diperoleh dengan cara daun sambiloto
dipotong-potong sepanjang 3-5 cm, dan dilakukan pengeringan dengan cara diangin
- anginkan selama 1 minggu hingga
menjadi simplisia (berat 1000 gram). Simplisia kemudian diremas sampai hancur.
Bubuk simplisia sambiloto diekstraksi dengan penyari metanol dengan
perbandingan 200:4000 (b/v) menggunakan metode maserasi dengan tiga kali
perendaman. Perendaman pertama dengan 2
liter metanol, sedangkan perendaman kedua dan ketiga masing masing dengan 1
liter metanol. Penyari diuapkan pada suhu 50o C dengan rotary
evaporator sampai diperoleh ekstrak pasta.5 Kemudian dibuat ekstrak metanol daun
sambiloto segar dengan konsentrasi sebesar
40%, untuk merendam plat resin akrilik selama 15 menit.
Pembuatan
suspensi Candida albicans diambil dari stok Candida albicans
(ATCC 10231) dengan cara sebagai berikut. Candida albicans diambil menggunakan
ose kemudian ditanam ke dalam Sabouraud’ dextrose agar, inkubasi selama
48 jam, dengan suhu 370. Kemudian
membuat suspensi Candida albicans dengan cara dilarutkan dalam Nacl
fisiologis 0,85 %, 20 ml. Kekeruhan suspensi Candida albicans disesuaikan dengan
standar larutan 108 Mc Farland untuk memperoleh suspensi fungi yang
mengandung 108 CFU/ml. Suspensi ini yang dipakai untuk kontaminasi pada plat resin akrilik.6
Pembuatan saliva steril dengan larutan saliva buatan (buffer) McDougall (campuran
58,80g NaHCO3, 48g Na2HPO4.7H2O,
3,42g KCl, 2,82g NaCl, 0,72g MgSO4.7H2O, 0,24g CaCl2
dalam 6 liter akuades).7
Perlakuan sampel dengan cara plat resin akrilik (10x10x1) dicuci di bawah air
mengalir selama 48 jam untuk
mengurangi sisa monomer kemudian
disterilisasi menggunakan autoclave 1210C selama
18 menit.4 Plat akrilik direndam dalam saliva 1 jam, kemudian
dibilas PBS dua kali.8 Selanjutnya plat resin akrilik heat cured
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi suspensi Candida albicans kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu
37 0C. Plat resin akrilik
setelah dikontaminasi dengan candida
albicans dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi ekstrak metanol daun
sambiloto dengan konsentrasi 40 % selama
15 menit, untuk kontrol digunakan
akuades steril. Plat resin akrilik dibilas dua kali dengan PBS untuk
menghilangkan sisa ekstrak metanol daun sambiloto yang masih tertinggal dalam
plat akrilik. Plat resin akrilik dimasukkan ke dalam media RPMI 10 ml,
kemudian divibrasi dengan vortex selama 30 detik untuk melepaskan Candida
albicans yang melekat pada plat akrilik. Mengambil 0,1 ml suspensi Candida
albicans dalam media RPMI dimasukkan ke dalam Sabouraud′s dextrose agar , dilakukan
spreading diinkubasi selama 48 jam pada
suhu 370C.4 Menghitung jumlah koloni Candida albicans
dalam pengukuran Colony Forming Unit Permililiter (CFU/ml).
Penelitian
ini menggunakan rancangan yang bersifat eksperimental laboratorium, memakai kelompok kontrol dengan
menggunakan Randomized Post test only control group design .9 Adapun bagan
rancangan penelitian seperti pada gambar 1.
Ket :
S = Sampel
RA = Random
alokasi, proses pembagian sampel
K - = Kontrol negatif (akuades steril)
P = Perlakuan , konsentrasi ekstrak metanol daun sambiloto 40 %,
dengan perendaman selama 15 menit.
O1 = Jumlah koloni Candida albicans pada kontrol negatif setelah perlakuan
O2 = Jumlah
koloni Candida albicans setelah
perlakuan
PEMBAHASAN
Subyek
Penelitian
Untuk menguji pemberian ekstrak metanol
daun sambiloto terhadap penurunan koloni Candida
albicans, maka dilakukan penelitian eksperimental
dengan Randomize Post Test Only Control Group
Design, menggunakan 6 plat akrilik
yang berisi Candida albicans
sebagai sampel, yang terbagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan yang
diberikan ekstrak
metanol daun sambiloto 40% selama 15 menit,
Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Daun Sambiloto
Uji
perbandingan antara kedua kelompok sesudah perlakuan berupa pemberian ekstrak
metanol daun sambiloto menggunakan uji One
Way Anova. Rerata jumlah koloni Candida
albicans kelompok kontrol adalah 31,67±1,86 CFU/ml rerata kelompok perlakuan 1 adalah 13,00±1,27 CFU/ml .
Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova
menunjukkan bahwa nilai F = 651,98 dan nilai p = 0,001, berarti bahwa rerata
koloni
Candida albicans pada kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan berbeda
secara bermakna (p<0,05).
Hasil
penelitian di atas, didapatkan bahwa pada kelompok perlakuan terjadi penurunan koloni Candida albicans berturut-turut sebesar 58,95% dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Hal ini disebabkan karena sambiloto mengandung beberapa
senyawa aktif, yaitu andrographolide, flavonoid, saponin, tannin, dan alkaloid
yang memiliki berbagai efek farmakologis, di antaranya sebagai antijamur.
Antijamur merupakan zat berkhasiat yang digunakan untuk penanganan penyakit
jamur. Umumnya suatu senyawa dikatakan sebagai zat antijamur apabila senyawa
tersebut mampu menghambat pertumbuhan jamur. Zat antijamur bekerja menurut
salah satu dari berbagai cara, antara lain menyebabkan kerusakan dinding sel,
perubahan permeabilitas sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat,
penghambatan kerja enzim, atau penghambatan sintesis asam nukleat dan protein.
Kerusakan pada salah satu situs ini dapat mengawali terjadinya perubahan-perubahan
yang menuju pada matinya sel tersebut.10
Uji
Normalitas Data
Data
koloni Candida albicans diuji
normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan data
berdistribusi normal (p>0,05), disajikan pada Tabel 1
Uji Homogenitas
Data
Data
koloni candida albicans diuji homogenitasnya
dengan menggunakan uji Levene’s test. Hasilnya menunjukkan data
homogen (p>0,05), disajikan pada Tabel 2 berikut.
Koloni Candida
albicans
Analisis efek
perlakuan diuji berdasarkan rerata koloni candida
albicans antar kelompok sesudah diberikan perlakuan berupa ekstrak methanol
daun sambiloto. Hasil analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova disajikan pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3 di
atas, menunjukkan bahwa rerata koloni candida
albicans kelompok kontrol adalah 31,67±1,86, CFU/ml rerata kelompok perlakuan 1 adalah 13,00±1,27 CFU/ml .
Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova
menunjukkan bahwa nilai F = 651,98 dan nilai p = 0,001. Hal ini
berarti bahwa rerata koloni
Candida albicans sesudah diberikan
perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05).
Data penelitian Uji LSD ( Tabel.3),
bahwa kelompok kontrol yaitu perendaman dengan aquades steril memiliki
perbedaan yang signifikan dengan
kelompok perlakuan. Data penelitian juga menunjukan bahwa perendaman
dalam aquades steril sebagai kontrol terjadi kecendrungan semakin lama
perendaman dalam aquades, semakin banyak pula jumlah koloni Candida albicans pada plat akrilik. Hal
ini dikarenakan aquades streril tidak mempunyai efek anti fungi dan tidak
bersifat menghambat pertumbuhan koloni Candida
albicans.11 Penelitian ini menggunakan ekstrak metanol daun
sambiloto konsentrsi 40 % dengan waktu perendaman 15 menit dapat menurunkan
jumlah koloni Candida albicans
menjadi 13,00 CFU/ml dari 31,67 CFU/ml control aquades.
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan pada konsentrasi ekstrak metanol daun
sambiloto 40 %, dengan waktu perendaman 15 menit, terlihat bahwa perendaman menunjukan jumlah koloni Candida albicans yang semakin menurun
(table 3 ). Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Jawets dkk,12 bahwa daya kerja anti mikroba tergantung dari
konsentrasi bahan antiseptik, waktu dan suhu. Pada konsentrasi yang sangat
rendah dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Waktu kerja bahan
antiseptik adalah waktu yang dibutuhkan bahan antiseptik dalam menghambat
pertumbuhan mikroorganisme, semakin lama waktu kerja bahan antiseptik akan
semakin efektif dalam menghambat pertumbuhan suatu organisme.
SIMPULAN
Ekstrak metanol daun
sambiloto konsentrasi 40 % dapat menurunkan jumlah koloni Candida albicans pada plat resin
akrilik heat cured secara in vitro.
Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured selama 15 menit,
dalam ekstrak metanol daun sambiloto 40 % dapat menurunkan jumlah koloni Candida albicans Ekstrak
daun sambiloto yang mengandung senyawa aktif yaitu andrographolide,
flavonoid, saponin, tannin, dan alkaloid dapat menurunkan jumlah
koloni candida albicans.
SARAN
Sebagai
saran dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagian zat
aktif senyawa kimia ekstrak metanol daun sambiloto yang mempunyai efek paling
berpotensi dalam menurunkan jumlah koloni Candida
albicans. Selain itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang mekanisme kerja antijamur ekstrak metanol daun sambiloto sehingga
dapat digunakan sebagai bahan perendaman plat resin akrilik dalam menurunkan
jumlah koloni Candida albicans
DAFTAR PUSTAKA
1. Inayati, E.
Perbedaan Jumlah Candida albicans pada Permukaan Resin Akrilik Heat Cured
setelah Perendaman dalam Larutan Kopi dan Teh Hijau, Majalah Kedokteran Gigi (Dent.J.),FKG UNAIR, Surabaya 2001,
34:10-12.
2.
Erna, F., Rostiny., Sherman, S. Efektivitas minyak kayu manis dalam menghambat
pertumbuhan koloni candida albicans pada resin akrilik. Journal of Prosthodontics; 2010.
Vol. 1: 50-58
3. Anonim.
2008 Tanaman Obat Indonesia: sambiloto, [cited 2014 Mar. 7 ] Available at : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=152
4. Sudarmawan. “Toksisitas dan Efektifitas
Minyak Kayu Manis Dalam Menghambat
Pertumbuhan Koloni Candida albicans pada resin akrilik Heat cured”(tesis).
Universitas Airlangga Surabaya 2009.
5.
Sembiring, B. Status teknologi pasca panen sambiloto. Jakarta: Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik 2007.
6.
Sugianitri,
N.K. “ Ekstrak biji buah pinang (Areca
Catechu L) dapat menghambat pertumbuhan koloni Candida albicans secara in vitro pada resin akrilik heat cured”(tesis). Universitas Udayana Denpasar 2011.
7.
Tanuwiria, U .H.,
Budinuryanto, D.C. S., Darodjah., dan Putranto, WS. Studi Suplemen
Kompleks Mineral Minyak dan Mineral-Organik dan Pengaruhnya terhadap
Fermentabilitas dan Kecernaan Ransum in vitro serta Pertumbuhan pada
Domba Jantan. Jurnal Protein 2006. Vol
14 (2), p: 170
8.
Evans, R.T., Baker, P.J., Coburrn, R.A., Genco, R.J. Comparison of A Antiplaque Agent Using an in Vitro Assay
Reflecting Oral Condition. J.Dent Res. 1977. 56 : 559-566
9. Marczyk,
G.R., Marczyk, G.R., DeMatteo, D, dan Festinger, D. Essentials of Research Design and
Methodology, Hoboken, NJ: John Wiley & Sons 2010.
10.
Retno,
C. D.2009. Uji aktivitas antijamur ekstrak buah pare belut. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas sebelas Maret, Surakarta.
11. Rianti, D. “
Ekstrak Coleus Amboinicus Lour
sebagai Bahan Pembersih Terhadap Keberadaan Candida albicans dan kekuatan
Transversa Resin Akrilik “ (tesis). Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya 2003.
12. Jawets, E.,
Melnick, j. L., Adelberg, E. A. Mikrobiologi
Untuk Profesi Kesehatan, Edisi 16, 16, 366, 382, 384, diterjemahkan oleh Bonang,
G., EGC Press, Jakarta 1986.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar