PEWARNAAN INTERNAL DENTIN AKIBAT RETRAKSI GINGIVA DENGAN FERRIC SULFATE PADA PERAWATAN RESTORASI
CEKAT
Dewi Farida Nurlitasari
Bagian Prostodonsia , FKG
Universitas Mahasaraswati Denpasar
E-mail : dewifrd@yahoo.com
ABSTRACT
Tooth discoloration is a problem that can interfere the
aesthetic. Tooth discoloration can be caused of extrinsic, intrinsic or
internal. One of the causes of internal dentin discoloration is due to gingival retraction. The purpose of
this study is to discuss discoloration on the dentin that can be caused by
chemicals fluid in retraction cord. In fixed restorations procedure, gingival
retraction is necessary to obtain an accurate cervical impression. One of the
causes of internal dentin discoloration is
due to gingival retraction by mechanochemical that uses a combination of
gingival retaction fluid (GRF) contain ferric sulfate and knitted retraction
cord. Conclusion, internal dentin discoloration
caused of gingival retraction used material contain ferric sulfate can be seen under
porcelain restoration.
Key words : gingival retraction, tooth discoloration
PENDAHULUAN
Tuntutan kedokteran gigi estetik semakin
berkembang, pada beberapa dekade terakhir.Tujuan dari kedokteran gigi estetik adalah
untuk mengatasi masalah-masalah estetik dan menghasilkan perawatan yang menyerupai
gigi aslinya. Kedokteran gigi estetik telah
berkembang luas dengan perkembangan bahan inti keramik seperti lithium disilicate, aluminium oxide, dan
zirconium oxide. Pengetahuan mengenai
bahan yang sesuai pada kedokteran gigi estetik dapat menghasilkan tampilan yang
senatural mungkin.1,2,3
Perubahan warna gigi
merupakan masalah estetik yang dapat disebabkan berbagai penyebab. Seringkali ketidak normalan pada gigi dapat dilihat
pertama kali pada perubahan warnanya. Perubahan warna gigi seringkali
berhubungan dengan masalah klinis dan estetik. Rencana perawatan yang baik pada
restorasi estetis termasuk komunikasi yang baik dengan pasien dalam
mendiskusikan harapannya, yang dilanjutkan dengan penanganan klinis yang tepat.
Ketidakpuasan pasien pada penampilannya, ketepatan dan fungsi dapat menyebabkan
pengulangan perawatan.¹,²
Pewarnaan gigi memberikan
dua tantangan utama dalam kedokteran gigi estetik. Pertama adalah untuk
mengetahui dengan pasti penyebabnya, dan yang kedua adalah penanganan masalah tersebut. Perbaikan masalah
pewarnaan gigi ini dapat menghasilkan perubahan yang dramatis pada penampilan,
yang sering kali menghasilkan peningkatan kepercayaan diri, kepribadian dan
kehidupan sosial. Walaupun perawatan pewarnaan gigi sangat luas, mulai dari bleaching sampai restorasi mahkota
penuh, pencegahan penyebab pewarnaan gigi dimulai dengan pemahaman antara
dokter gigi dan pasien terhadap patologi yang menyertainya.¹,³
Salah satu penanganan
masalah estetis adalah dengan pembuatan restorasi cekat. Untuk mendapatkan
pencetakan yang akurat pada proses pembuatan
mahkota cekat, diperlukan retraksi gingival. Penanganan jaringan lunak dn
terbukanya akhiran preparasi merupakan langkah kritis pada proses pencetakan
untuk restorasi cekat indirect. Teknik yang dianjurkan untuk
retraksi gingiva meliputi mechanical,
mechanicochemical, rotary gingival curettage dan metode electrosurgical.1 Metode yang
paling sering digunakan adalah metode mechanicochemical
meliputi aplikasi retraction cord
yang mengandung atau dicelupkan pada astrigent
atau vasokontriktor. Retaction cord berguna untuk mengikat gingival retraction fluid (GRF) ketika mendorong jaringan gingiva ke lateral dan vertikal agar margin dapat terbuka. Teknik mechanicochemical
membantu preparasi pada subgingival margin dan hemostasis, selain itu melindungi jaringan gingiva dan memfasilitasi pencetakan.¹
Tujuan studi ini adalah
utuk membahas pewarnaan internal pada dentin yang dapat diakibatkan oleh bahan
kimia pada benang retraksi.
PEWARNAAN
GIGI
Pewarnaan gigi diketahui
disebabkan berbagai penyebab, dengan perbedaan tampilan dan keparahan yang
luas, dan seringkali diklasifikasikan sebagai ekstrinsik, intrinsik atau internal.
1,3
1. Pewarnaan ekstrinsik
Noda ekstrinsik dapat
menghasilkan pewarnaan superfisial sepanjang permukaan gigi yang dapat
disebabkan suplemen besi yang berlebihan, akumulasi plak, kebersihan mulut yang
buruk, defek enamel, komposisi dan aliran saliva,
rokok, bahan-bahan gigi dan obat-obatan. Bakteri chromogenic diidentifikasikan sebagai penyebab pewarnaan gigi
ektrinsik berwarna hitam ketika bakteri pada lingkungan periodontal
menghasilkan hydrogen sulfide (H2S)
yang berinteraksi dengan zat besi pada ludah atau cairan gingiva yang menghasilkan ferric
sulfide (Fe2S3) yang tidak larut. 1,3
2. Pewarnaan ekstrinsik
Noda ekstrinsik dapat
menghasilkan pewarnaan superfisial sepanjang permukaan gigi yang dapat
disebabkan suplemen besi yang berlebihan, akumulasi plak, kebersihan mulut yang
buruk, defek enamel, komposisi dan aliran saliva,
rokok, bahan-bahan gigi dan obat-obatan. Bakteri chromogenic diidentifikasikan sebagai penyebab pewarnaan gigi
ektrinsik berwarna hitam ketika bakteri pada lingkungan periodontal
3. Pewarnaan intrinsik
Pewarnaan intrinsik dapat
disebabkan beberapa faktor seperti, trauma pulpa, kelainan kongenital (phenylketonuria, ochronosis), kelainan
genetik (amelogenesis imperfecta, dentinogenesis
imperfecta, enamel hypoplasia, penyakit hemolitik ) obat-obatan yang
menyebabkan pewarnaan (tetracycline, minocycline, obat-obatan
yang mengandung sulfur) , faktor sistemik atau bahan-bahan yang menyebabkan
pewarnaan saat pertumbuhan gigi. Bahkan pada pengobatan dengan minocycline,
pewarnaan gigi dapat terjadi pada pasien dewasa. Hal-hal tersebut diatas dapat
menyebabkan pigmentasi permanen pada gigi dewasa dengan variasi warna dan
derajat kromasitas.1,3
4. Pewarnaan Internal
Pewarnaan internal
dijelaskan sebagai hubungan antara noda esktrinsik dengan struktur gigi yang
terkait pada perkembangan gigi. Defek enamel atau terbukanya dentin menyebabkan
masuknya bahan pewarna pada dentin, melalui tubulus dentin. Laporan kejadian
umumnya mengenai penggunaan restorasi amalgam yang lama, dimana terjadi migrasi
timah kedalam tubulus dentin, yang menyebabkan reaksi dengan ion sulfide dan
menghasilkan warna dentin dari abu kehitaman hingga hitam.1,2,4
Hubungan antara kesehatan
jaringan periodontal dan restorasi gigi sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.
Untuk mempertahankan kesehatan jaringan periodontal penenpatan akhiran
restorasi harus berjalan harmonis dengan jaringan periodinsium. Akan tetapi
untuk alasan estetis, terkadang pada prosedur perawatan dengan gigi tiruan
cekat membutuhkan preparasi gigi yang diperpanjang sampai dibawah daerah gingival margin (di daerah sulkus gingiva).1,5,6
Untuk mendapatkan margin preparasi gigi saat pencetakan
dilakukan retraksi gingiva, yang
dapat menyebabkan terganggunya biological
width. Biological width adalah
dimensi ruangan yang dimiliki gingiva yang sehat diatas tulang alveolar, yang
terdiri dari 1.07 mm connective tissue
attachment dan 0.97 mm junctional
epithelium. Daerah biological width ini tidak boleh
terganggu dalam prosedur pembuatan restorasi. Rata-rata jarak biological width adalah 2.04 mm. 6
RETRAKSI GINGIVA
Berbagai macam metode
retraksi gingiva dapat dibagi dalam 4 kategori: (1) Mechanical: metode ini termasuk perubahan tempat jaringan gingiva
secara fisik dengan: (a)Menggunakan rubber
dam pada preparasi yang sederhana dengan perluasan sub gingiva yang minimal,1 (b)Menggunakan cotton
fibers, cords, strings, atau unwaxed
floss,1 (c)Mahkota aluminum yang diisi
dengan percha,1 (d)Cotton twills yang
digulung dalam campuran semen zinc oxide
eugenol.1 (2)Mechanicochemical: pada metode ini digunakan cord
atau string untuk menjaga agar bahan
kimia tetap kontak dengan jaringan dan menahannya pada bagian yang
diaplikasikan. Bahan kimia yang sering
digunakan adalah racemic epinephrine
(0,1% -8%).
Epinephrine dapat menyebabkan efek samping seperti tachycardia,
meningkatnya respiratory rate,
hipertensi, nervous, dan depresi post
op. Potasium aluminum sulfate (Alum)
dianggap lebih aman daripada ephinephrine.
Larutan aluminum chloride (5% dan 25%) dan zinc chloride (8% dan 40%) caustic pada gingiva. Ferric subsulfate (larutan Monsel’s) harus dipertimbangkan
karena bersifat korosif dan dapat melukai jaringan lunak dan enamel, juga
mengakibatkan pewarnaan pada gingiva.1 Beberapa kombinasi
obat-obatan dianggap lebih efektif pada retaksi gingival seperti zinc chloride dan 8% epinrphrine, alum dan aluminum chloride, dan alum dan epinephrine. Larutan Tannic Acid juga merupakan astrigen, yang sering
digunakan adalah dengan konsentrasi 20%. Bahan ini kurang efektif dibandingkan
epinephrine tapi menampakkkan penyembuhan jaringan lunak yang baik. 1,5 Bahan
kimia yang sering digunakan pada retaksi gingiva termasuk buferred aluminum
chloride (hemodent; Premier Dental Product Co, Plymouth Meeting, Pa), ferric
sulfate (ViscoStat; Ultradent Products, Inc, South Jordan, Utah), dan
epinephine- impregnated cord (Gingi-Pak; Gingi-Pak, Camarillo, Calif);¹ (3)Rotary
gingival curettage (gingitage) dengan
menggunakan diamond instrument;1,5 (4)Pembedahan dengan metode electrosurgical. 1,5
CONTOH
KASUS PEWARNAAN INTERNAL
Laporan klinis ini
menampilkan suatu kasus dimana penggunaan teknik retraksi gingiva secara mechanochemical
yang menggunakan kombinasi antara ferric
sulfate dan knitted retraction cord dapat menjadi penyebab pewarnaan internal
(Gambar 1-6). Hal ini menjelaskan
tentang hipotesa bahwa GRF yang high acid dapat menyebabkan daya tarik yang besar oleh besi terhadap
jaringan keras gigi , menghasilkan interaksi dengan produk samping bakteri dan
dipercepat dengan ferric sulfide cair
pada demineralisasi dentin yang porus. ¹
Gambar 2. Gambar radiografi restorasi 1
Gambar 3. Tampak depan preparasi
mahkota 4 insisif maksila sebelum perawatan 1
Gambar 4. Tampak
depan preparasi 4 insisif maksila dengan pewarnaan internal pada dentin yang
telah diperbaiki 1
Gambar 5. Tampak depan restorasi
definitif menggunakan zirconia –based
ceramic pada 4 insisif maksila 1
Gambar 6. Gambaran radiografi
restorasi definitif 1
DISKUSI
Pada kasus-kasus
pembuatan restorasi cekat, untuk alasan
estetis umumnya penempatan akhiran berada pada daerah subgingiva. Penempatan
akhiran dan proses pencetakan harus memperhatikan biological width untuk menjaga kesehatan jaringan periodonsium.6
Untuk mendapatkan cetakan yang akurat diperlukan retraksi gingiva. Berbagai
macam teknik retaksi gingiva seperti mechanical,
mechanicochemical, rotary gingival curettage dan metode electrosurgical. Metode yang paling
sering digunakan adalah metode mechanicochemical
. 1
Beberapa bahan kimia yang
sering digunakan pada retraksi gingiva adalah buferred aluminum chloride, ferric sulfate dan epinephine-impregnated cord.1 Penggunaan retaction cord membutuhkan teknik
manipulasi yang tidak mudah dan terkadang dapat menyebabkan kerusakan epithelial attachment.6 Studi
in vitro menunjukkan bahwa terbukanya dentin terhadap acidic ferric sulfate berkadar tinggi selama 30 detik dapat
menyebabkan hilangnya superficial smear
layer. 1Penghilangan smear
layer dengan bahan hemostatik memberi efek negatif terhadap mekanisme bonding dari self- etching adhesive, yang lebih lanjut dapat menyebabkan marginal microleakage dan pewarnaan. 1
Selain itu Penghilangan smear layer oleh
GRF menghilangkan barrier sehingga menyebabkan bakteri masuk ke tubulus
dentin.1
Pada situasi ini
kombinasi penggunaan ferric sulfate
GRF dan restorasi transluensi porselen
dihipotesa sebagai penyebab terlihatnya pewarnaan internal berwarna hitam pada dentin yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien.
Untuk itu klinisi perlu mempertimbangkan pemilihan bahan retraksi gingiva serta
bahan restorasi yang akan digunakan untuk mendapatkan restorasi yang estetis.
Salah satu alternatif bahan retraksi gingiva yang dapat dipakai adalah retraction paste. Teknik ini menggabungkan
kebutuhan retraksi dan hemostasis secara bersamaan. Teknik ini mempunyai
beberapa keunggulan dibandingkan penggunaan retaction
cord konvensional, secara biologis
sangat sesuai, tidak mempunyai efek samping, non traumatik, serta mudah
penggunaannya.6
Penggunaan teknik mechanicochemical dengan GRF Ferric sulfate dapat digunakan tanpa
kesulitan pada restorasi opak seperti metal
ceramic atau mahkota metal atau
bahan-bahan inti dari zirconium oxide.
1
Klinisi perlu memahami berbagai
macam teknik retaksi gingiva dan efek sampingnya, serta pemilihan bahan
restorasi yang tepat agar didapat restorasi yang memenuhi harapan pasien.
Pewarnaan internal pada dentin
akibat retraksi gingiva dengan penggunaan bahan yang mengandung ferric sulfate dapat tampak dibawah
restorasi cekat porselen.
SARAN
Klinisi perlu
mempertimbangkan pemilihan dan penggunaan bahan retaksi gingiva serta restorasi
yang tepat untuk mengatasi masalah pewarnaan pada dentin.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Conrad HJ, Holtan JR.
Internalized discoloration Of dentin under porcelain crowns : A Clinical
Report. J Prosthet Dent 2009; 101:
153-157.
2. Okuda WH. Using
a modified subopaquing technique to treat highly discolored dentition. JADA
2000; 131: 945-50.
3. Khozemeih F, Khademi H, Ghalayani P. The prevalence of etiologic
factors for tooth discoloration in female students in Isfahan High School. J Dental Research 2008; 5 (1): 13-16
4. Parkins F, Furnish G, Bernstein M. Minocycline use
discolors teeth. JADA 1992; 123 :
87-9
5. Sabback SA, Hassanin MB. A scanning electron microscopic study of tooth surface
changes induced by tannic acid. J
Prosthet Dent 1998; 79: 169-74.
6. Patale P, Marawar PP, Byakod G, ladgive SB, kalburge
JV. Effect of retraction materials on gingiva health : A histopathological study.
J Indian Soc Periodontol 2010, 14(1)
: 35-39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar