ABSTRACT
Minor Recurrent
Apthous Stomatitis (RAS) is a recurrent disease in oral mucosa which is
commonly occurred. Generally, this disease usually occurred on bucal mucosa,
tongue, or floor of the mouth. Aloe vera believed had some roles in accelerate
minor RAS healing process because of Aloe vera contains
substance that needed in RAS healing process. This study was to figure out the application of 50% Aloe vera extract can
heal minor RAS rappidly than the concentration of 25% . There were 30 persons
as treated samples which 15 samples applied by 25% a Aloe vera extract and 15 samples applied by 50% Aloe vera extract. The method of this study was
experimental with pre-test and post test approach with control group design on
the first day and the fifth day. The result of this study was examined with
Shapiro Wilk test to know the normality and Levene’s test to know the
homogeneity. The mean was analyzed with
Paired Sample T-Test and the result was
25% extract t = 2.465 and 50% extract
t = 9.068. The conclusion is
Aloe vera extract with 50% of concentration can heal minor Recurrent Apthous
Stomatitis (RAS) rappidly than 25% of concentration.
Keyword
: Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS)
minor, Aloe Vera, healing process
PENDAHULUAN
Recurrent
Aphtous Stomatitis
(RAS) adalah salah satu kelainan mukosa yang paling sering terjadi dan
menyerang kira-kira 15-20% populasi di masyarakat. Prevalensi yang lebih tinggi
ditemukan pada golongan sosioekonomi atas dan diantara para mahasiswa selama
waktu-waktu ujian. 1
Gejala lesi ini
yaitu ada rasa sakit, terlihat bening, berbentuk membulat atau oval dengan tepi
eritematous dan bayangan nekrotik yang tertutupi pseudomembran berwarna kuning
keabu-abuan. Rasa sakit terjadi selama epitelnya belum sembuh.2 Penderita
pasien RAS ini diklasifikasikan dalam 3 kategori. Kategori ini tergantung pada
presentasi klinis dari lesinya, yaitu : ulser minor, ulser mayor dan herpetiform
ulser.3
Sejak dahulu
bangsa Indonesia mengenal dan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat sebagai
salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kesehatan, jauh sebelum pelayanan
kesehatan formal dengan obat-obatan modern dikenal masyarakat adalah lidah
buaya.4,5
Lidah buaya dipercaya
memiliki peran dalam mempercepat proses penyembuhan RAS karena mengandung enzim
bradykinase dan karboxypeptidase sebagai anti-inflamasi, kemudian mengandung vitamin
B1, B2, B6, C, mineral, asam amino, asam
folat, dan zat-zat lainnya yang penting dalam penyembuhan lesi RAS.6
Dilaporkan oleh
Irene dkk. (2011) dalam penelitiannya menggunakan sampel biakan murni Staphylococcus aureus dan ekstrak aloe vera dalam 7 kali pengenceran, masing-masing 5%,
10%, 12,5%, 50%, 70%, dan 100%, disamping akuades sebagai kontrol
negatif.
Pada setiap kelompok konsentrasi dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Ekstrak
lidah buaya diketahui dapat mempercepat penyembuhan RAS minor dengan kadar
hambat ekstrak lidah buaya minimal pada konsentrasi 25%.7
Berdasarkan
teori yang telah dijelaskan, maka peneliti menggunakan ekstrak aloe vera 25 %
dan ekstrak yang lebih tingi yaitu 50%. Tujuannya adalah dengan konsentrasi ini
diharapkan dapat mengetahui konsentrasi yang manakah yang lebih mempercepat proses penyembuhan Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS) Minor.
BAHAN DAN METODE
Alat
dan Bahan
Alat dan bahan
yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kaca mulut dan nerbeken,
masker, hand scone, jangka sorong, ekstrak lidah buaya konsentrasi 25% dan 50%.
Rancangan Penelitian
Rancangan
penelitian ini adalah eksperimental randomized pretest-posttest control group
design.8 Sampel yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Mahasaraswati dalam kurun waktu penelitian yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
kooperatif dan menderita Recurrent
Aphtous Stomatitis (RAS) Minor. Kriteria drop out adalah apabila sampel
tidak hadir saat pengambilan data. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30
orang yaitu Kelompok I, 15 orang diberikan ekstrak lidah buaya konsentrasi 25% dan
kelompok II, 15 orang diberikan ekstrak lidah buaya konsentrasi 50%.
Protokol
Penelitian
Protokol
peneltitian pada kedua kelompok sebagai berikut : Sebelum melakukan penelitian,
calon sampel diminta untuk mengisi dan menandatangani informed consent untuk kesediaan menjadi sampel, sampel diberi
penjelasan secara singkat tentang tujuan melakukan penelitian ini. Kelompok I
sebanyak 15 orang diberi dan diolesi ekstrak lidah buaya konsentrasi 25% dan kelompok
II sebanyak 15 orang diberi dan diolesi ekstrak lidah buaya konsentrasi 50%.
Sampel diinstruksikan untuk mengoleskan ekstrak lidah buaya yang dilakukan 3
kali dalam sehari setelah makan dan sebelum tidur sampai RAS minor sembuh.
Kemudian dilakukan pengukuran pada hari pertama dan kelima.
Pengukuran Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS) Minor
Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS) Minor
dengan menggunakan jangka sorong dan diukur pada hari pertama dan kelima masing
masing diukur sebanyak 3 kali pengukuran. Pengukuran dicatat pada form yang
telah tersedia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas
dan Homogenitas
Uji Normalitas
dengan Shapiro-Wilk diperoleh hasil semua data kedua kelompok sebelum dan
sesudah perlakuan terdistribusi normal (p>0,05). Uji Homogenitas dengan Uji
Levene data kedua kelompok sebelum dan sesudah perlakuan adalah homogen
(p>0,05).
Analisis Efek
Pemberian Ekstrak Lidah Buaya Terhadap Penyembuhan RAS Minor
Analisis
penurunan diameter RAS minor diuji berdasarkan rerata diameter RAS Minor pre-test dan post-test pada masing-masing kelompok dengan menggunakan uji Paired Sample T-Test.
Tabel 1 Rerata
diameter RAS minor sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
Kelompok
|
Pre (mm)
|
Post (mm)
|
Beda rerata
|
t
|
P
|
Ekstrak 25%
|
3,59
|
2,44
|
0,32
|
2,465
|
0,001
|
Ekstrak 50%
|
2.70
|
1,55
|
1,78
|
9,068
|
0,001
|
Pada
tabel di atas dapat dilihat bahwa beda rerata penurunan diameter RAS minor pada
kelompok sampel 1 ekstrak lidah buaya konsentrasi 25% adalah sebesar 0,32,
sedangkan pada kelompok sampel 2 ekstrak lidah buaya konsentrasi 50% sebesar 1,78.
Analisis kemaknaan dengan uji Paired
Sample T-Test menunjukkan bahwa terjadi penurunan diameter RAS minor secara
bermakna pada kelompok sampel 1 ekstrak lidah buaya konsentrasi 25% dan
kelompok sampel 2 ekstrak lidah buaya
konsentrasi 50% p < 0,05. Hal ini berarti bahwa pemberian ekstrak
lidah buaya (aloe vera) konsentrasi
50% lebih mempercepat penyembuhan Recurrent
Aphtous Stomatitis (RAS) minor
dibandingkan konsentrasi 25%.
Mekanisme
penyembuhan RAS minor dengan menggunakan lidah buaya dimulai pada stadium
ulseratif. Kandungan tanin sebagai anti-inflamasi dan saponin sebagai
antiseptik mempermudah penyembuhan RAS. Lidah buaya mengandung senyawa lignin
dan polisakarida yang berguna sebagai media pembawa zat-zat nutrisi yang
diperlukan oleh mukosa. Lidah buaya juga memiliki kandungan asam amino dan
enzim yang masing-masing berfungsi untuk membantu perkembangan sel-sel baru
dengan kecepatan luar biasa dan menghilangkan sel-sel yang telah mati dari
epidermis. Selain itu, enzim bradykinase bekerja sama dengan glukomannan mampu
memecah bakteri yang menyerang luka sehingga rasa nyeri dalam luka tersebut
dapat hilang.9
Lidah
buaya juga mengandung senyawa lignin dan polisakarida yang berguna sebagai
media pembawa zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh kulit. Ditunjang juga oleh
karakteristik lidah buaya yang memiliki tingkat keasaman (pH) yang normal,
hampir sama dengan pH kulit manusia sehingga memberikan kemampuan untuk
menembus kulit dengan baik.10
Lidah buaya juga
memiliki kandungan asam amino dan enzim yang masing-masing berfungsi untuk
membantu perkembangan sel-sel baru dengan kecepatan luar biasa dan
menghilangkan sel-sel yang telah mati dari epidermis. Lidah buaya mengandung
senyawa nutrisi yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan dan penyembuhan
(terapi) berbagai penyakit.9
Setiap kejadian luka, mekanisme tubuh akan mengupayakan mengembalikan
komponen-komponen jaringan yang rusak tersebut dengan membentuk struktur baru
dan fungsional sama dengan keadaan sebelumnya. Proses penyembuhan tidak hanya
terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat
dipengaruhi oleh faktor endogen (seperti : umur, nutrisi, imunologi, pemakaian
obat-obatan, kondisi metabolik). Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi
melalui 3 tahapan yang dinamis, saling terkait dan berkesinambungan serta
tergantung pada tipe atau jenis dan derajat luka. Sehubungan dengan adanya
perubahan morfologik, tahapan penyembuhan luka terdiri dari : fase inflamasi,
fase proliferasi (granulasi) dan fase maturasi (deferensiasi). Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan
kekuatan jaringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas
yang normal.11
Sementara itu, vitamin B1,
B2, C, mendorong penyembuhan kulit yang mengalami ulser. Karena itu
pula, aloe vera bersifat antiseptik sekaligus meredam rasa sakit.12
SIMPULAN
Ekstrak
lidah buaya (Aloe Vera) konsentrasi
50% lebih mempercepat penyembuhan RAS minor dibandingkan ekstrak lidah buaya
konsentrasi 25%.
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel lebih banyak dan
frekuensi pemberian yang lebih sering.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Lewis
MAO. dan Lamey PJ. Tinjauan Klinis
Penyakit Mulut. 1th ed. Widya Medika: Jakarta; 1998. h. 48-49.
2.
Scully
C. Aphthous Ulceration. American
Dental Journal. 2007. 7 (2) . h. 1-8.
3.
Greenberg,
MS. Burket : Ilmu Penyakit Mulut.
Binarupa Aksara. Jakarta; 1994. H. 50-51
4.
Irene
ER. Daya Hambat Ekstrak Aloe Vera
Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus
Aureus (Studi In Vitro). Jurnal Dentofasial 2011; 10(2). h. 65-70.
5.
Hartawan
EY. Sejuta Khasiat Lidah Buaya.
Pustaka Diantara. Jakarta; 2012. h. 37-38.
6.
Purbaya
JR. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat
Aloe Vera. Pionerjaya. Bandung; 2003.h.21-165.
7.
Wijayakusuma,
HM. Penyembuhan dengan Lidah Buaya. 1th
ed. Sarana Pustaka Prima. Jakarta; 2007.h.28-29.
8.
Pocock, SJ. Clinical Trials
: A Practical Approach. New York: John Wiley & Sons; 2008. h. 128
9.
Suliatiawati
IDAN. Pemberian Ekstrak Daun Lidah Buaya
(Aloe Vera) Konsentrasi 75% Lebih Menurunkan Jumlah Makrofag Daripada
Konsentrasi 50% dan 25% Pada Radang Mukosa Mulut Tikus Putih Jantan. Tesis.
Universitas Udayana. Denpasar; 2011. h. 20
10.
Evi.
Jurnal Transformasi Manfaat Lidah Buaya
Untuk Pengobatan [serial online] 2011; Available :http://www.eviindrawanto.com/2011/10/html# accessed
Oktober 24, 2011.
11.
Tawi, M. Proses Penyembuhan
Luka. [serial online] Mei 13, 2008, Available:http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/proses-penyembuhan-luka/. Accessed November 18, 2012.
12.
Boel,
T. Daya Anti Bakteri pada Beberapa Konsentrasi dan Kadar Hambat Tumbuh Minimal
dari Aloe Vera. dentika dental journal. 2002; 7 (1):h.58-66.
Merkur 15c Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
BalasHapusMerkur kadangpintar 15C Safety Razor - Merkur - https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ 15C for Barber worrione Pole is the https://deccasino.com/review/merit-casino/ perfect introduction to the Merkur ventureberg.com/ Safety Razor.